Perjalanan Hidup Manusia
Oleh : Damang
Aditya 1010411116
Manusia
hidup dengan jalan hidupnya masing-masing. Ada yang kuliah, kerja, bahkan ada
pula yang pengangguran. Ada yang kaya, hidup sederhana, bahkan tidak sedikit
pula mereka yang miskin. Jalan hidup memang merupakan kapasitas dan kadar
kemampuan dari seorang hamba yang telah Tuhan berikan untuknya. Orang kaya di
uji dengan kekayaannya, dan orang miskin di uji dengan kemiskinannya. Dengan
segala perbedaan ujian itu, dapat dipastikan bahwa kapasitas dan kadar
kemampuan seorang hamba pun juga berbeda-beda.
Banyak
yang mengira bahwa menjadi kaya itu pasti menyenangkan. Tapi tak sedikit pula
orang yang hartanya berlimpah justru kecemasannya berlebih dari orang yang
kurang mampu. Cemas akan hartanya yang takut kehilangan, cemas akan kenikmatan
duniawi yang dapat membuatnya lalai akan adanya Tuhan, dan cemas apabila dia
mati nanti, dia akan meninggalkan hartanya yang tidak sedikit jumlahnya.
Kecemasan-kecemasan seperti itulah yang akhirnya membuat banyak orang kaya
menjadi stress.
Mungkin
hampir semua orang yang kurang mampu, berharap bisa menjadi orang kaya. Bisa bekerja,
kuliah, mempunyai handphone terbaru, memiliki banyak uang, selalu punya sepatu
dan baju baru, dan segala kenikmatan-kenikmatan duniawi yang sebenarnya semua
itu hanyalah teman sesaat kita di kala hidup di dunia ini. Setelah itu, tak
dapat lagi mereka menemani kita di kehidupan selanjutnya.
Jangan
mengira memiliki semua kemewahan itu bisa membuat kita bahagia. Biasanya
kemewahan itu hanyalah modal utama dari rasa keserakahan kita untuk memonopoli
diri kita sendiri. Mungkin semua itu bukan yang terbaik untuk kita. Bisa saja
kemewahan itu akan membuat kita lupa akan adanya Tuhan, akan adanya alam
akhirat, akan adanya surga dan neraka, sehingga kita lalai akan
kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba-Nya.
Jangan
pernah mengutuk diri sendiri jika kita terlahir sebagai seorang yang tidak
berada. Sebab bisa jadi, yang sedikit itu mungkin bisa membawa kita pada
keberkahan, membawa kita pada kebaikan, dan membawa kita pada ketenangan. Bisa
jadi yang sedikit itu adalah amal untuk kita sebagai hamba yang selalu berucap
syukur pada Tuhan di setiap keadaan.
Yakinlah
pada diri sendiri. Rizki, jodoh, dan kematian sudah ditentukan. Kita sebagai
hambaNya hanya tinggal menjalani tanpa terlepas dari ikhtiar, do'a, dan
berserah diri pada-Nya, sesuai dengan jalan hidup kita masing-masing.